gambar

gambar

Selamat Datang dan Selamat Membaca

SELAMAT DATANG DIDUNIA KEPERAWATAN DAN SEMOGA BERMANFAAT

Wednesday 9 July 2014

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Katarak

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


2.1. KONSEP DASAR
2.1.1.   DEFINISI
Katarak adalah kelainan pada lensa dapat berupa kekeruhan lensa
(PP- PERDAMI,2002:144)
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa dan denaturasi protein lensa atau akibat ke dua-duanya (Ilyas Sidrata,2002: 207)
Katarak adalah di mana penglihatan tertutup air terjun akibat lensa yang keruh (FKUI,2002: 207)
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus di perkirakan oleh suatu tabir (layar) yang di turunkan didalam mata, agak seperti melihat air terjun
(Vera H. Darling,1996;42)
Katarak Hipermartur adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut (> 50 tahun) yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras dan lembek serta mencair, merupakan katarak stadium 4 dari katarak senil (Ilyas Sidhrata, 2002:212)
Katarak Hipermatur adalah merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa mencair dan keluar melalui kapsul lensa
(Mailangkang H.H.B, 2002;151)
2.1.2   ETIOLOGI
Katarak di sebabkan oleh berbagai faktor seperti :
                             -     Fisik
                             -     Kimia
                             -     Penyakit predisposisi/pencetus
                             -     Genetik dan gangguan perkembangan
                             -    
Infeksi virus di massa pertumbuhan janin
                             -     Usia
                             -     Keracunan beberapa jenis obat-obatan tertentu
                             -     Kelainan sistemik atau metabolic
(Menurut, Ilyas Sidarta,2002;207)

2.1.3         PATOFISIOLOGI
Perubahan lensa pada usia lanjut :
a.    Kapsul
                                      -     Menebal dan kurang elastis
                                      -     Mulai presbiopia
                                      -     Bentuk lamel kapsul berkurang dan kabur
                                      -     Terlihat bahan granular
b.    Epitel- makin tipis
                                      -     Sel epitel (germanatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
                                      -     Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
c.    Serat lensa
                                      -     Lebih irregular
                                      -     Pada korteks jelas/kerusakan serat sel
                                      -     Brown sklerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nucleus (histidin, triptofan, metionin, sistein  dan tirostin) lensa sedang warna cuklat  protein lensa nucleus mengandung sedikit histidin dan triftopan di banding normal
d.    Korteks tidak berwarna karena :
                                      -     Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
                                      -     Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda
(Menurut, Maliakang.H.H.B,dkk,2002;152)

 2.1.4         MANIFESTASI KLINIS
·      Kekeruhan lensa bersifat massif
·      Cairan lensa berkurang
·      Iris tremulans
·      Bilik mata depan dalam
·      Sudut bilik mata terbuka
·      Shadow test preudopos
(Menurut, Ilyas Sidarta,2002;213)

2.1.5         PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut, Doenges,1999;413
a.    Tes ketajaman penglihatan/visus
b.    Pengukuran dengan Tonografi
c.    Pengukuran gonioskopi
d.    Tes provokatif
e.    Pemeriksaan oftalmoskopi
f.      Darah lengkap, Laju Endap Darah (LED)
g.    EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid
h.    Tes toleransi glukosa/FBS
Menurut, Ilyas Sidharta, 2002;208
a.    Pemeriksaan sinar celah (Slitlamp)
b.    Funduskopi
c.    Tonometer
d.    Pemeriksaan tajam penglihatan/visus

 2.1.6         PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan katarak hipermatur yang utama adalah pembedahan.
Ada beberapa pembedahan yang di kenal;
v Menekan lensa sehingga jatuh ke dalam badan kaca (lonching)
v Kemudian penggunaan midriatika
v Jarum penusuk dari emas
v Aspirasi memakai jarum
v Memakai sendok Daviel
v Pinset kapsul
v Zolise
v Erisofek
v Memakai krio tehnik karbon dioksid, Freon, termoelektrik
v Mengeluarkan nucleus lensa dan aspirasi korteks lensa
v Fako
Tindakan bedah pada saat ini dianggap lebih baik karena mengurangi beberapa penyulit, tife pembedahan ada dua tife
a.    Operasi katarak ekstrakapsular atau ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK)
     tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana di lakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut.
b.    Operasi katarak intrakapsular atau Ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK)
    pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul
(Menurut, Ilyas Sidarta,2002;217-218)

2.2  MANAJEMEN KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian
 Menurut Doengoes, 1999; 412-413
                        -     Aktivitas/Istirahat
Gejala     :    Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan ganguan penglihatan

                        -     Neurosensorik
Gejala     :    Gangguan penglihatan( kabur/tidak jelas), sinar terang mengakibatkan silau,dengan kehilangan bertahap penglitan perifer, kesulitan memfokoskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap
Penglihatan kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar mata, kehilangan perifer, fotobia
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
Tanda     :    Tampak ke coklatan atau putih susu pada pupil
Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan
Peningkatan air mata
                        -     Nyeri/Kenyamanan
Gejala     :    Ketidak nyamanan ringan/mata berair
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada sekitar mata, sakit kepala
                        -     Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala     :    Riwayat keluarga glaucoma,diabetes,gangguan system vaskuler
Riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidak seimbangan endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin

2.2.2      Diagnosa Keperawatan
Menurut, Carpenito,1999:484
a. Nyeri akut b/d interupsi pembedahan jaringan tubuh.
b. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d peningkatan kerentanan sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh
c. Risiko tinggi terhadap cedera b/d keterbatasan penglihatan, berada di lingkungan yang asing, keterbatasan mobilitas, dan perubahan kedalaman persepsi karena pelindung mata
d. Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan rigmen terapeutik b/d kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktivitas yang di izinkan, obat-obatan, komplikasi dan perawatan lanjutan   
Menurut, Doengoes, 1999; 414-417
a.  Resiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan tekanan intra okolar,perdarahan intraokuler dan kehilangan vitreous
b. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasive
c.  Gangguan sensorik-perseptual b/d gangguan penerimaan sensorik/status organ indra, lingkungan secara terapeutik di batasi, di tandai oleh :
                                      -     Menurunnya ketajaman, gangguan penglihatan
                                      -     Perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
d. Kurang pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi, kurang mengingat, dan keterbatasan kognitif
                                      -     Peryataan salah konsepsi
                                      -     Tak akurat mengikuti instruksi
                                      -     Terjadi komplikasi yang dapat di cegah

2.2.3      Intervensi & Implementasi Keperawatan

a. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan tekanan intra okolar, perdarahan intra okoler dan kehilangan vitreous
v Observasi hifema(perdarahan pada mata) dengan senter
     Rasional :      mengetahui keadaan mata apakah mengalami ada mengalami resiko yang tidak di harapkan dari pembedahan dan untuk menyusun intervensi selanjutnya
v Observasi pembengkakan luka, bilik anteriol kemps, dean pupil berbentuk buah pir.
     Rasional :      menunjukan prolaps iris atau rupture luka di sebabkan oleh kerusakan jahitan atau tekanan mata
v Diskusikan apa yang terjadi pada pasca operasi tentang nyeri,pembatasan aktivitas dan balutan mata
     Rasional :      membantu megurangi rasa takut dan meningkatkan kerjasama dalam pembatasan yang di lakukan
v Batasi aktivitas seperti mengerakkan kepala secara tiba-tiba mengaruk mata, membongkok
     Rasional :      menurunkan stress pada area operasi/ menurunkan tekanan intra ocular
v Ambulasi dengan bantuan sesuia keperluan
     Rasional :      memerlukan sedikit bantuan untuk mencegah komplikasi yang  tidak di harapkan
v Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
     Rasional :      digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan  dan menurunkan gerakan mata
b. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasip
v Observasi tanda-tanda vital khususnya suhu
     Rasional :      tanda-tanda vital sebagai indikasi langsung perubahan metabolisme tubuh baik yang bersifat patologi dan non patologi
v Observasi tanda-tanda terjadinya infeksi
     Rasional :      infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi lanjut
v Berikan lingkungan yang bersih dan senyaman mungkin
     Rasional :      lingkungan yang bersih mengurangi kontak terhadap agen-agen infeksius
v Lakukan tehnik steril yang tepat untuk membersihakan mata dari dalam keluar dengan bola kapas untuk tiap usapan ganti balutan.
     Rasional :      teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang
v Tekankan pentingnya untuk tidak menyentuh/mengaruk mata yang dioperasi
     Rasional :      mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi
v Berikan obat sesuai indikasi
     Rasional :      membunuh agen-agen yang mengakibatkan infeksi
c.  Gangguan sensorik-perseptual b/d gangguan penerimaan sensorik/status organ indra, lingkungan secara terapeutik di batasi, di tandai oleh:
                             -     Menurunnya ketajaman, gangguan penglihatan
                             -     Perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
v Observasi tanda-tanda dan gejala di orientasi
     Rasional :      berada di dalam limgkungan yang baru di kenal dengan mengalami keterbatasan penglihatan mengakibatkan binggung. menurunkan resiko jatuh bila pasien binggung
v Orientasikan pasien terhadap lingkungan sekitar, dan stap
     Rasional :      memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan cemas dan diorientasi pasca operasi
v  Tentukan katajaman penglihatan,catat apakah satu atau keduanya matanya terlibat
     Rasional :      kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progresif
v Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata
     Rasional :      gangguan penglihatan/iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi secara bertahap
v Letakan barang-barang yang di butuhkan dalam jangkauan pasien pada sisi yang tidak dioperasi
     Rasional :      memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah.
d. Kurang pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi, kurang mengingat, dan keterbatasan kognitif di tandai oleh:
                             -     Peryataan salah konsepsi
                             -     Tak akurat mengikuti instruksi
v Kaji informasi tentang kondisi individu,prognosis, dan tipe prosedor
     Rasional :      meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerjasama dengan program pasca operasi
v Anjurkan pasien menhindari berkedip, mengangkat berat mengejan saat defekasi,membongkok, meniup hidung, dan merokok
     Rasional :      aktivitas yang menyebabkan mata lelah dapat meningkatkan tekanan intra okolar sehingga mempengaruhi hasil bedah dan mencetus perdarahan
v Anjurkan pasien memeriksa mata ke dokter
     Rasional :      untuk mengetahui perkembangan hasil bedah setelah di rawat di rumah
v Dorong pemasukan cairan adekuat, makan berserat dan asupan kalori yang baik
     Rasional :      mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari mengejan dan pemulihan segera sel-sel tubuh yang sudah regenerasi
v Indentifikasi tanda/gejala yang memerlukan upaya evaluasi medis, nyeri tajam tiba-tiba,kelopak mata bengkak,kemerahan, mata berair dan penglihatan menurun
    Rasional :       intervensi dini dapat mencegah terjadinya komplikasi serius

2.3.4         Evaluasi
a.  Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan tekanan intra okolar, perdarahan intra okoler dan kehilangan vitreous
                                  -     Pasien menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera
                                  -     Menunjukan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan resiko dan untuk melindungi diri dari cedera
                                  -     Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan
b.  Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedu invasip
                             - Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu,bebas drainase purulen, eritema dan demam
                                  -     Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi
c.  Gangguan sensorik-perseptual b/d gangguan penerimaan sensorik/status organ indra,dan lingkungan secara terapeutik di batasi
                                  -     Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
                                  -     Pasien mengenal sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
                                  -     Pasien dapat mengidentipikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
d.  Kurang pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi, kurang mengingat, dan keterbatasan kognitif
                                  -     Klien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan
                                  -     Melakukan dengan prosedor dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan

 


                                                    DAFTAR PUSTAKA


Allen, Carol Vestal.1999. Memahami Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Latihan.EGC. Jakarta
Carpenito, l Juall. 1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC.Jakarta
Carpenito, l Juall. 1999. Tehnik Dokumentasi dan Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Maliakang H.H. B, dkk. 2002. Ilmu Penyakit Mata.PP-PERDAMI. Jakarta
Marly Et. Al.Doegoes. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Perencanaan dan Pendokomentasian Keperawatan. EGC. Jakarta 
Hidayat A.Aziz Alimul.2005.  Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia. EGC. Jakarta
Hidayat A.Aziz Alimul.2005.  Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan.EGC. Jakarta
Ilyas Sidrata. 2002. Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Jakarta
Vera H. Dearling dan Margaret R. Thorpe.1996. Perawatan Mata.Yayasan Essential Medika. Yogyakarta

No comments:

Post a Comment